Subang – Vape rokok elektrik yang sedang diminati oleh semua kalangan di Indonesia, baik
pada kalangan muda maupun dewasa sekalipun. Berbagai macam varian rasa yang terdapat
dalam kandungan vape mulai dari rasa strawberry, cokelat, vanilla dan sebagainya. Karena hal
itulah yang membuat vape dapat mengalahkan eksistensi rokok biasa. 11 November 2019
Banyak para perokok aktif yang beralih menggunakan vape entah itu coba-coba ataupun
memang ingin beralih ke rokok elektrik, seperti Aditya Ahkam yang sebelumnya perokok aktif
namun beralih ke vape dengan beralasan “lebih enak dari rokok karena kandungan vape banyak
varian rasanya” ujar dia.
Jika kamu ingin memulai vaping, biaya awal yang harus kamu keluarkan antara Rp 500 ribuan
sampai Rp. 1 jutaan untuk sebuah vape. Sementara untuk biaya konsumsinya sekitar Rp 150 ribu
untuk coil dan Rp 100 ribuan untuk liquidnya, totalnya berarti sekitar Rp. 250 ribu perbulan.
Berbanding terbalik dengan rokok jika kamu mengkonsumsi rokok seminggu dengan harga
rokok perbungkus sekitar Rp.16 ribuan, maka demikian pengeluaranmu untuk rokok adalah Rp.
80 ribuan per minggu atau Rp. 320 ribu perbulan.
Aditya Ahkam mengatakan dirinya vapinng menjadi sebuah kebutuhan dan sudah menggunakan
vape selama 2 tahun dirinya lebih menyukai vape dibandingkan rokok biasa atau konvensional,
selain itu menurut Aditya Ahkam vape adalah alat bantu untuk untuk mengurangi dampak buruk
rokok konvensional yang terjadi di semua kalangan.
“Buat kebutuhan aja, lebih nyaman dibandingkan rokok konvensional pada umumnya, selain itu
vape menurut Saya adalah device untuk mengurangi dampak buruk rokok konvensional pada
umum, karna itu Saya lebih memilih vape dan Saya sendiri sudah menggunakan hamper 2 tahun
lebih” ujar Aditya Ahkam.
Belum ada riset yang pasti tentang dampak kesehatan yang terjadi ketika memakai vape, namun
berita yang beredar vape lebih berbahaya dibandingkan dengan rokok karena terdapat kandungan
kimia yang tinggi. Kembali lagi kepada penggunaanya masing – masing karena sesuatu yang
berlebihan tidak akan menjadi baik.
Aditya Ahkam mengatakan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh vape sendiri selalu
membersihkan dan mengganti setiap hari kapas dan kawat yang terdapat di vape karna dari situ
kuman, bakteri, dan virus bermunculan selain kapas dan kawat yang harus diganti, penggantian
liquid juga harus selalu tergantikan.
Para pengguna vape sendiri ketika berada dilingkungan yang kurang suka dengan asap yang
ditimbulkan ketika vaping mereka cenderung menjauh untuk menghargai orang-orang disikitar
mereka “Saya lebih ke attitude Saya pribadi si, harus tau tempat juga ketika Saya pengen
ngevape, jangan sampe lingkungan Saya tidak nyaman dengan kehadiran Saya, pokonya harus
punya attitude yang baik dihadapan orang lain” ujar Aditya Ahkam.
Para pengguna vape dibeberapa kota membuat suatu komunitas para pengguna rokok elektrik,
seperti Aditya Ahkam yang beberapa waktu lalu bergabung dengan komunitas vape bernama
Hexohm yang semua anggotanya mempunyai device vape generasi pertama yaitu Hexohm dan
sudah ada 85 cabang diseluruh Indonesia.
Komentar
Posting Komentar