Cerbung: "Sama tetapi Berbeda"

Kring...kring...kring 

Suara bel berbunyi sangat nyaring, semua siswa dan siswi SMA Galaxy berhamburan keluar kelas. Hampir semua siswa dan siswi SMA Galaxy bersemangat untuk pulang, tetapi ada salah satu siswa SMA Galaxy yang terlihat tidak bersemangat untuk pulang. Langkahnya sangat pelan menuruni satu persatu anak tangga.

“Langsung pulang?” tanya seorang gadis yang berada di belakangnya.

Hanya gelengan kepala yang gadis itu dapatkan, teman sebangkunya itu terlalu tertutup. Prinsipnya lebih baik banyak bertindak daripada banyak berbicara. Dia juga tertutup dengan teman sebangkunya, bisa dihitung dengan jari dia berbicara dengan teman sebangkunya itu.

“Nathan Arkhana. Si cowok cuek yang bisa bikin seorang Nathalia penasaran, mari kita ikuti dari belakang,” ucap Nathalia. 

Langkah Nathalia seperti seorang maling yang takut kepergok pemilik rumah, lalu dia berhenti di bawah pohon mangga dekat gudang sekolah. Kedua netranya tidak lepas dari punggung tegap milik Nathan, setiap pulang sekolah Nathalia selalu mengikuti Nathan dari belakang. Kemudian Nathan masuk ke dalam gudang sekolah. 

Tring 

Bunyi yang berasal dari ponsel Nathalia mengalihkan perhatiannya, Nathalia langsung mengaktifkan layar ponselnya. Kerutan di dahi Nathalia terlihat jelas setelah membaca chat dari Nathan.

“Ngechat apaan sih, Nat. Gak jelas banget.”

Nathalia mengabaikan chat dari Nathan, kemudian dia memasukan ponselnya ke saku rok sekolahnya dan melanjutkan melangkah menuju gudang. Tanpa rasa takut, dia terus melangkah walaupun bulu kuduknya berdiri. Tiba-tiba, dia ragu untuk membuka pintu gudang dan tangannya berhenti di gagang pintu, jantungnya pun berdetak sangat kencang. 

"Kok Lia jadi deg-degan gini kaya yang mau ketemu crush," batinnya. 

Tangan kanannya membuka pintu gudang dengan perlahan. "Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum," ucapnya.

Kreet...kreet...kreet 

Debu-debu yang ada di dalam gudang menyambut kedatangan Nathalia. Salah satu tangannya mengayun di depan hidung mancungnya. Kosong, gelap, dan berdebu menjadi deskripsi singkat tentang gudang ini. Kedua netranya bergerak mencari sosok Nathan. 

"Ini gudang gak pernah dibersihin gitu? Kotor banget. Bisa nih kalau Lia beresin gudangnya, siapa tau digaji."

Nathalia melangkah menyusuri gudang ini. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sosok Nathan. Lalu, dia menemukan siluet yang tidak jauh dari tempat dia berdiri. Tanpa ragu, dia mendekati siluet tersebut. 

"Nathan, ngapain di situ?"

Nathan menghembuskan napasnya dengan kasar. Mau tidak mau dia harus membuka identitas aslinya. Cepat atau lambat Nathalia pasti tahu kebenarannya dan dia ingin Nathalia tahu tentangnya dari mulutnya sendiri. Dengan perlahan, Nathan membalikkan tubuhnya. 

Kedua netra Nathalia membulat dengan sempurna setelah melihat Nathan. Nathan yang dia lihat sekarang seperti bukan Nathan yang dia kenal. "Nat, ini beneran Nathan?" 

Perlahan kedua kaki Nathalia berjalan mundur. Detak jantung Nathalia semakin berdetak kencang. Cairan yang muncul di kepalanya mengalir membasahi pelipisnya. Kedua tangannya juga bergetar dengan pelan. 

"Jangan pernah mundur," lirih Nathan. 

Saat ini Nathalia tidak bisa berpikir secara jernih. Pikirannya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan untuk Nathan. Namun, tidak ada satu pun pertanyaan yang bisa dia tanyakan kepada Nathan. Dia seperti kelu untuk menanyakan kepada Nathan. 

"Sebenernya apa yang terjadi?" 

Cerita bersambung ini ditulis oleh Mega Sukmawati. Lanjutan cerita ini akan dipublikasikan setiap hari Sabtu. Jadi, jangan sampai ketinggalan yaa. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. 

Komentar