Oleh Fitri Nur Asiah
Ruang Hampa Berkecamuk Rasa
Semua yang ku anggap rumah kini telah luluh lantah
Kepercayaan seakan berada diambang batas kehancuran
Segala rasa berkecamuk mengobrak-abrik isi kepala
Mewakilkan perasaan tak karuan yang tak masuk di akal
Semua gelak tawa, hangat sapa, hingga senyum memikat perlahan lenyap
Digantikan tatapan redup, kosong, hampa tanpa makna
Seakan hilang dari pandangan, dunia lenyap begutu saja
Menyisakan ruang kosong untuk si penikmat hampa yang terpaksa
Emosi, simpati hingga rasa toleransi mulai bias dengan rasa tak peduli
Kehangatan perhatian mulai tergantikan dengan ingatan kesakitan
Luka yang kiranya akan sembuh kini semakin melepuh
Mengundang tetes airmata yang menandakan eksistensi kecewa
Komentar
Posting Komentar